Selasa, 18 April 2017

PENGARUH UPACARA BENDERA TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SIKAP NASIONALISME SISWA



Pengaruh Upacara Bendera Terhadap Kedisiplinan
Dan Sikap Nasionalisme Siswa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pada hakekatnya upacara bendera merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang menjadi salah satu pancaran peradaban bangsa. Upacara bendera merupakan kegiatan yang diwariskan oleh bangsa Jepang saat menjajah Indoneia. Jepang dikenal dengan bangsa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Dari kegiatan itulah rakyat Indonesia bersikap hormat dan rela berkorban untuk  jasa-jasa para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan saat itu. Namun hal ini tidak sesuai dengan kedisiplinan para pelajar bangsa Indonesia belakangan ini. Hal ini terlihat kurang nya keseriusan para peserta dalam melaksanakan upacara bendera.
 Kita sadar bahwa bangsa ini telah memberikan yang terbaik bagi kita semua. Namun kita belum bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, sekalipun dengan melaksanakan upacara bendera di lapangan sekolah dengan sikap yang disiplin. Seharusnya, kedisiplinan dan rasa cinta tanah air harus di tanamkan sejak dini oleh kaum tua kepada generasi penerus bangsa untuk menghargai dan menghormati jasa-jasa pahlawan bangsa.  Rasa nasionalisme yang kurang, membuat siswa-siswi bermalas-malasan dalam melaksanakan kegiatan rutin ini. Terutama terlihat dari pelaksanaan upacara bendera setiap Senin pagi di lapangan SMA N 4 Tanjung Jabung Timur, Jambi. Banyak cara yang dilakukan peserta untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan. Dengan berbicara didalam barisan masing-masing dapat sedikit menghilangkan suasana jenuh kepada teman disampingnya.
Mencoba meneliti lebih dalam tentang pelaksanaan upacara bendera, saat ini mengalami penurunan. Tidak khitmadnya upacara dikarenakan kurang siapnya peserta upacara, kurangnya tanggung jawab petugas upacara, pembina upacara yang terlalu panjang menyampaikan amanahnya, siswa yang datang terlambat dibiarkan lolos dari pintu gerbang mengganggu suasana karena suara sepeda motornya, serta sarana dan prasarana yang tidak mendukung dalam pelaksanaan upacara ini.

1.2       Rumusan Masalah
1)      Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme?
2)      Adakah pengaruh kedisiplinan dan sikap nasionalisme siswa dengan melaksanakan upacara bendera?
3)      Apakah upacara bendera dilaksanakan sebagai formalitas oleh para pelajar?





1.3    Tujuan Penelitian
1)   Untuk mengetahui arti dari nasionalisme.
2)   Para peserta diharapkan dapat melaksanakan upacara dengan baik dan disiplin.
3)   Untuk mengetahui pemahaman para pelajar tentang tujuan dilaksanakan upacara bendera sejak dini.


1.4    Manfaat Penelitian
a.       Untuk siswa
Memotivasi siswa untuk dapat meningkatkan kedisiplinan mereka dalam melaksanakan upacara bendera.
b.      Untuk guru
Memberikan contoh yang baik kepada siswa dalam melaksanakan upacara bendera untuk ditiru para siswa-siswi.
c.       Untuk satuan pendidikan
Memberikan perbaikan contoh oleh para kaum tua kepada generasi penerus bangsa dalam menghormati dan menghargai jasa para pahlawan dalam melaksanakan upacara bendera.
















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Pengaruh       
Menurut Wiryanto dalam www.dilihatya.com  pengaruh adalah tokoh formal dan informal dalam masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten dan aksesdibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi (menurut Wiryanto dalam  www.dilihatya.com ).
Menurut Suyanto dalam www.dilihatya.com  pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
Menurut Becker dalam www.carapedia.com  pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
                Menurut Sosiologi pedesaan dalam carapedia.com disebut bahwa penaruh adalah kekuasaan yang bisa mengakibatkan perubahan perilaku orang atau kelompok lain
                Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011 : 400) pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 
                Dengan demikian, dapat disimpulkan dari pengertian diatas menurut para ahli pengaruh merupakan sebuah hal abstrak yang tidak bisa dirasakan keberadaan dan kegunaannya dalam kehidupan dan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial.

2.2  Pengertian Upacara
Upacara ialah aktivitas yang dilakukan di waktu-waktu tertentu. Upacara dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejadian maupun penyambutan.
Berdasarkan Direktorat Pembinaan Kesiswaan, Dikdasmen Dikbud dalam Nurhayati (2013), upacara bendera adalah kegiatan pengibaran atau penurunan bendera kebangsaan RI Sang Merah Putih, yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan, dihadiri oleh siswa, dan diselenggarakan secara tertib dan khidmat disekolah.
                Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011 : 593), upacara berarti perbuatan atau perayaan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa penting.

2.3  Pengertian Kedisiplinan
                Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan kertertiban.
                Menurut James dari sisi psikologi dalam duniapelajar.com mengatakan bahwa displin adalah kemampuan mengendalikan prilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah diatur dari luar atau norma yang sudah ada.


                                                                                               
Menurut Fairshild dari segi sosiologi dalam http://kajiankedisiplinan.blogspot.com  menyebutkan kedisiplinan adalah kemampuan mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan kebutuhan serta norma-norma (patokan tingkah laku) yang diterimanya.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011 : 100), disiplin berarti tata tertib (di sekolah, di kantor dsb)  atau ketaatan serta kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan.
Dapat disimpulkan dari beberapa cuplikan diatas, bahwa disipin dan kedisiplinan hampir sama. Kedisiplinan merupakan suatu proses mempertahankan prilaku dalam diri seseorang sesuai norma atau tata tertib yang berlaku.

2.4  Pengertian Sikap
                Secara umum, sikap merupakan prilaku yang dimiliki seseorang dan tertanam sejak dini, yang mana prilaku tersebut berbeda-beda ataupun penampilan dari tingkah laku seseorang yang cenderung ke arah penilaian dari masyarakat berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat tersebut.
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau issue (Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6).
                Sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Soekidjo Notoatmojo, 1997 : 130).
                Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Heri Purwanto, 1998 : 210).
                Menurut Sarnoff dalam dlihatya.com sikap adalah kesediaan untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap objek tertentu.
                Menurut Thurstone, Rensis Likert, dan Charless Osgood dalam dilihatya.com mengatakan bahwa sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mendukung atau memihak.
                Menurut Walgito dalam dilihatya.com mengatakan bahwa sikap adalah keyakinan sesorang tentang suatu objek atau situasi yang relatif tetap dan teratur yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk merespon dengan cara tertentu yang dipilihnya.
                Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011 : 497) sikap adalah tingkah laku atau perbuatan berdasarkan pendirian (pendapat, keyakinan dsb) ataupun prilaku gerak-geriknya.

2.5  Pengertian Nasionalisme
                Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
                Nasionalisme dalam pancasila.weebly.com adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.


                                                                               
               
                Secara etimologi dalam fisipunsil.blogspot.com Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air , sebangsa dan senegara, persatuan dan kesatuan.
                Menurut Ensiklopedi Indonesia nasionalisme adalah suatu sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.
                 Menurut Kohn dalam https://bestudy.wordpress.com nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
                Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu
1)      Hasrat untuk mencapai kesatuan.
2)      Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
3)      Hasrat untuk mencapai keaslian.
4)      Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Dari definisi itu tampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang :
a)      Memiliki cita-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan.
b)      Memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggunggan.
c)       Memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama akibat pengalaman hidup bersama.
d)      Menempati suatu wilayah tertentu yag merupakan kesatuan wilayah, dan
e)      Terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat umum.
Menurut Ir. Soekarno dalam artikelsiana.com nasionalisme berarti pilar kekuatan bangsa-bangsa yang terjajah untuk memperoleh kemerdekaan.
                Menurut Hartono dalam artikelsiana.com nasionalisme adalah kecintaan terhadap negaranya yang tidak dapat dilepaskan rasa patriotisme.
                Menurut  Gallenervia dalam artikelsiana.com  mengatakan nasionalisme adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan kekuatan politik.
                Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu negara yang secara pontensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempetahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu.

2.6 Pengertian Siswa
                Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
                Menurut Ahmadi dalam duniapelajar.com peserta didik adalah individu yang belum bisa dikatakan dewasa dan masih memerlukan bantuan, usaha, bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya.

                                                                                               
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Setting Penelitian
                Penelitian Pengaruh Upacara Bendera Terhadap Kedisiplinan Dan Sikap Nasionalisme Siswa ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015 di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur yang berlokasi di Jalan Sultan Thaha SK 4 Kiri Sidomukti Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jumlah siswa 10 orang, dengan 9 kelas yang menjadi subjek dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan melakukan wawancara pada subjek yang dimintai keterangan.

3.2  Persiapan Penelitian
                Guna memperlancar pelaksanaan penelitian ini telah dipersiapkan instrumen dan penilaian, yakni berupa lembar pertanyaan, pena, buku, dan alat perekam berupa sebuah handphone genggam.

3.3  Teknik dan Analisis Data
                Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, peneliti menggunakan instrumen berupa :

1.       Catatan
Pencatatan dilakukan selama kegiatan wawancara berlangsung. Penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan data yang real.

2.       Angket
Angket dilakuakn dengan memberi daftar pertanyaan seputar pelaksanaan upacara bendera setiap hari Senin di lapangan sekolah untuk mengetahui respon siswa selama upacara berlangsung.



















BAB IV
PEMBAHASAN
4.1  Data
Jumlah sampel = 10 orang
No
Pertanyaan
Pilihan Pertanyaan
Jumlah Dalam Angka
Persentase
1
Berapa kali Anda melakukan upacara dalam sebulan ?
·         4kali
·         3 kali
·         2 kali
7
3
70 %
30 %
2
Pancasila merupakan ideologi negara atau dasar negara ?
·         Ideologi
·         Dasar negara
6
4
60 %
40 %
3
Mana yang lebih dahulu dalam upacara, membaca UUD atau pancasila ?
·         UUD
·         Pancasila
4
6
40 %
60 %
4
Untuk apa kita melaksanakan upacara bendera ?
·         Menghormati negara dan jasa para pahlawan
·         Menumbuhkan rasa cinta tanah air
·         Ikut-ikutan saja
4


4

2
40 %


40 %

20 %
5
Apakah makna pancasila ?
·         Pemersatu bangsa
·         Meningkatkan nasionalisme
·         Dasar negara
2
3

5
20 %
30 %

50 %
6
Apakah bosan jika pembina upacara menyampaikan amanat yang terlalu panjang ?
·         Iya
·         Tidak
7
3
70 %
30 %


7
Apakah sikap nasionalisme terhadap upacara dapat membuat kita menjadi disiplin ?
·         Iya
·         Tidak
·         Biasa saja
5
1
4
50 %
10 %
40 %
8
Apakah pembacaan janji siswa membuat siswa disiplin ?
·         Iya
·         Biasa saja
·         Tidak sama sekali

5
5

50 %
50 %
9
 Mengapa pembacaan janji siswa jarang diikuti ?
·         Malas
·         Tidak penting
·         Diikuti hanya untuk meramaikan upacara
6
2
2
60 %
20 %
20 %

10
Apa yang menyebabkan upacara jenuh dan membosankan ?
·         Petugas yang tidak siap
·         Peserta ribut
·         Panas
·         Hanya sebagai formalitas
3

2
4
1
30 %

20 %
40 %
10 %
11
Mengapa peserta upacara sudah banyak yang tidak memekai atribut lengkap ?
·         Kurang tegas nya para guru dalam memberi sanksi
·         Sudah kebiasaan
·         Lupa
3


5
2
30 %


50 %
20 %
12
Apakah makna pembacaan UUD dalam upacara ?
·         Pengingat perjuangan para pahlawan bangsa
·         Aturan-aturan saat Indonsia merdeka
·         Persiapan para pejuang dalam menggapai cita-cita bangsa
6


2

2
60 %


20 %

20 %


13
Menurut Anda, bagaimana upaya kalian terhadap guru yang sibuk bermain handphone atau berbicara dalam upacara ?
·         Diberi teguran agar memberi contoh yang baik
·         Memberi sanksi agar menjadi displin
·         Jangan di contoh
2


1


7
20 %


10 %


70 %
14
Apakah waktu upacara berhubungan dengan sikap disiplin peserta upacara ?
·         Iya, karena waktu yang tepat dan upacara yang khidmat memberi kesan pada peserta
·         Iya, karena tidak terlalu lama berdiri dibawah terik matahari
·         Tidak, karena upacara yang terlalu singkat dianggap sebagai upacara yang biasa saja atau sekedar formalitas
7





3



1
70 %





30 %



10 %
15
Tindakan apa yang harus dilakukan agar terciptaya kedisiplinan para peserta dalam upacara bendera ?
·         Memberi sanksi yang tegas
·         Semua peserta saling mengingatkan
·         Dibiarkan saja
5

4


1
50 %

40 %


10 %





4.2  Pembahasan
                Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
                 Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan para pelajar, diantaranya :
·         Diri sendiri
·         Keluarga
·         Lingkungan sekolah
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdsarkan dari dalam diri siswa itu sendiri. Karena tanpa adanya kesadaran dari dalam diri siswa itu sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang tersebut hanyalah sia-sia. Berikut ini beberapa pelaksanaan kedisiplinan di lingkngan sekolah, diantaranya :
·         Datang ke sekolah tepat waktu
·         Rajin belajar
·         Menaati peraturan sekolah
·         Mengikuti upacara bendera dengan tertib
·         Mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu
·         Melaksanakan tugas piket sesuai jadwalnya
·         Selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan belajar ataupun ketika pulang sekolah
Kedisiplinan membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam melaksanakan dan menjalankan kehidupannya, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Berdasarkan data di atas, di dapatkan sebagai berikut:
1.    70% responden menjawab bahwa mereka sering melakukan upacara bendera di sekolah. Kegiatan rutin ini telah menunjukkan angka yang baik.
2.    Dari 10 responden saat ditanya mengenai arti dari pancasila banyak yang menjawab bahwa pancasila merupakan ideologi negara. Seharusnya pancasila merupakan dasar negara bangsa yang pernah dikatakan oleh bapak Proklamator kita Soekarno-Hatta dalam piagam Jakarta. 60% responden belum mengetahui banyak tentang arti dari pancasila itu sendiri.
3.    Dalam susunan upacara yang sebenarnya yang terlebih dahulu dalam upacara bendera yaitu pembacaan UUD 1945 menurut buku susunan kemiliteran dalam upacara. 60% responden belum mengetahui jelas. Ini menunjukkan bahwa upacara bendera dilaksanakan hanya sebagai rutinitas dan formalitas dalam kegiata sekolah.
4.    40% responden menyatakan bahwa upacara bendera dilaksanakan hanya untuk menghormati dan menghargai jasa para pahlawan, 40% lagi mengatakan bahwa dilaksanakannya upacara bendera sebagai rasa cinta nya kepada tanah air. Miris. Dapat dilihat dengan jelas dari yang dituturkan para siswa bahwa upacara dilakukan hanya sebagai formalitas.
5.    Mayoritas responden telah mengetahui bahwa makna pancasila adalah sebagai dasar negara. Sebanyak 50% respenden manjawabnya.
6.    Saat ditanya mengenai hal ini, 70% responden mengatakan bahwa memang bosan jika pembina upacara menyampaikan amanatnya yang terlalu panjang. In membuktikan pelaksanaan upacara bendera dilakukan dengan tidak ikhlas sehingga menimbulkan hal yang seperti ini.
7.    Saat pembacaan janji siswa belangsung sudah jarang yang mengikutinya. 50% responden mengatakan pembacaan janji siswa tidak dapat membuat siswa enjadi disiplin. Hal ini tergantung kepada siswa tersebut, jika mereka sadar akan hal baik mereka pasti akan memenuhi daripada pembacaan janji siswa tersebut.
8.    Skap nasionalisme yang melekat pada diri seseorang akan membuat mereka akan cinta kepada tanah air. Seperi pelaksanaan upacara bendera di sekolah. 50 % responden mengatakan bahwa sikap nasionalisme pada diri seorang pelajar dapat membuat mereka memiliki sikap yag disiplin.
9.    Sebanyak 60% responden mengatakan bahwa sudah jarangnya pembacaan janji siswa diikuti karena banayaknya siswa yang malas untuk berjanji khususnya pada diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksannan upacara saat pembacaan janji siswa hanya sebagai bentuk meramaikan saja.
10.  Mayoritas responden mengatakan hal yang membuat upacara menjadi jenuh dan membosankan adalah teriknya cuaca sehingga menyebabkan mereka kepanasan dan pelaksanaan hanya sebagai bentuk peramaian saja. 40% respenden mengatakan hal ini
11.  Sebanyak 50% respenden mengatakan bahwa sudah jarangnya peserta menggunakan atribut lengkap saat upacara berlangsung karena sudah kebiasaan. Hal ini membuktikan bahwa upacara hanya sebatas rutinitas. Kurangnya ketegasan dan sanksi dai pihak guru yang menyebabkan mereka juga sudah tidak perduli dalam hal kecil seperti ini.
12.  Mayoritas responden mengatakan bahwa makna dari pancasila merupakan pengingat dari perjuangan para pahlawan bangsa ssat itu. Sebnayk 60% responden mengatakannya.
13.  Banyak sebab yang terjadi dan berakibat pada tidak perdulinya para peserta dalam melaksanakan upacara bendera. Salah satunya yaitu dengan contoh yang diberikan oleh guru seperti berbicara dalam barisan para guru tersebut, bermain telepon genggam saaat upcara berlangsung. 70% responden mengatan hal ini tidak layak untuk menjadi contoh dan panutan.
14.  Responden banyak mengatakan bahwa upacara dengan waktu yang singkat dan khidmat akan memberikan kesan pada para peserta. Mayoritas banyak yang mengatakan hal sama sebanyak 70%. Hal ini benar adanya, semakin baik waktu yang digunakan maka semakin baik pula peserta dalam menjalankannya.
15.  Banyak cara yang dilkukan agar terciptanya kedisiplinan dalam pelaksanaan upacara. Salah satunya dengan pemberian sanksi yang tegas akan membuat perubahan yang akan terjadi pada siswa nantinya demi mencapai subuah upacara yang bermakna. 50% responden mengatakan hal itu.

Dilihat dari beberapa data dan penjelasan diatas, mayoritas peserta upacara hanya menganggap upacara bendera hanya sebagai formalitas saja. Ini menunjukkan bahwa kurangnya ketegasan para guru dalam memberikan sanksi kepada siswa-siswa yang masih sulit untuk bergabung dalam upacara bendera. Sekolah tidak memberikan dan mengajarkan makna dan tujuan yang khusus tentang upacara sehingga mereka cenderung meremehkan dan menjalani upacara yang sakral sebagai formalitas tanpa tujuan dan arah yang jela dalam kegiatan yang sering mereka jalani.




BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
                Upacara bendera bukanlah kegiatan yang dilakukan sebagai rutinitas atupun formalitas untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan bangsa. Melainkan berutujuan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa dalam menghadapi tantangan di era globalisasi saat ini. Terdapat pelajar yang belum hafal akan urutan pembacaan pancasila dalam upacara setiap Senin pagi yang dilaksanakan 4 kali dalam sebulan ini. Sekolah tidak mengajarkan makna dan tujuan upacara secara mendalam sehingga menyebabkan tidak mengertinya para pelajar atau peserta dalam melaksanakan tugasnya sebagai peserta upacara bendera. Peserta cenderung meremehkan sehingga kurangnya kepamahaman tentang pentingnya upacara bendera. Contoh yang kurang baik oleh para guru sungguh tidak baik diberikan kepada siswa yang bisa saja menganggap itu sudah hal yang biasa.

3.2  Saran
                Para peserta khususnya para pelajar perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya upacara bendera yang akan berdampak pada rasa cinta tanah air mereka ataupun kedisiplinan mereka dalam masyarakat ataupun warga negara Indonesia agar tidak hilangnya ciri khas dari generasi penerus bangsa saat ini. Kepada peserta khususnya guru saat mengikuti upacara sebaiknya menjalankan nya dengan baik pula, agar terciptanya suasana yang disiplin dan khidmatnya pelaksanaan upacara bendera dan peserta pelajar tidak mencontoh hal serupa untuk dijadikan sebuah kebiasaan.






















2 komentar: