Selasa, 18 April 2017

CERPEN



Sepatu Kayu

Hari ini sama seperti biasanya,dimana saat pulang sekolah tiba aku melepaskan kedua sepatuku agar bisa tahan lebih lama. Beginilah nasibku yang hanya seorang anak buruh tani dan hanya diperlukan saat musim panen saja. Aku mengerti dengan keadaan kedua orang tua ku saat ini. Demi melanjutkan pendidikan, aku mencari baju-baju bekas para pelajar yang sudah tidak digunakannya lagi dan begitu pula dengan sepatu-sepatu yang ku ambil dari tempat pembuangan sampah yang masih bisa ku pakai untuk sekolah.
Terus berlanjut seiring berjalannya waktu, kini aku menginjak kelas 3 SMA. Dengan sepatu dan baju bekas aku tidak malu karena itu bukti nyata bahwa aku adalah anak dari keluarga yang tidak mampu. Sepatu yang sudah jebol dan kini jempol kaki ku saja sudah keluar. Bagaimana mungkin aku bisa membuat sepatu ini tahan lebih lama???. Aku berusaha, dari sepatu yang jebol itu. Kini aku jahit dengan kain berwarna hitam dan ku tempelkan pada bagian yang jebol itu pula.
Lama kelamaan aku berpikir  dan ingin mengubah nasibku yang terus begini agar nasib kami berubah. Mungkin saja dengan membuat sepatu dalam benak ku berpikir, saat jam istirahat sekolah di samping kelas.  Sepatu ku jebol itu dikarenakan aku lupa melepasnya saat pulang sekolah, dan sepatuku yang sudah kritispun akhirnya jebol. Aku malu kepada teman-taman karena sejak awal aku masuk sekolah dan kini hampir lulus pun sepatu itu belum ganti. Aku berpikir dan terus merenung.
Usai pulang sekolah, aku mulai membuat sepatu karena ide yang muncul dari pikiran bahwa sepatuku sudah tidak layak pakai. Aku mulai membuat  1 pasang sepatu berbahan kan perca bekas dan potongan kayu beukuran 5 cm dan panjang sekitar 15 cm untuk permukaan pada telapak kaki dan ku ukir sesuai ukuran kakiku. Ku buat dan terus ku buat,bahwa aku yakin aku pasti bisa. Hingga larut malam akhirnya usahaku berhasil dan sepatu unik itu pun jadi. Ku pakai kesekolah dengan gaya yang seperti biasanya.
Salah seorang temanku tetarik dengan gaya sepatuku yang unik ini. Dia bertanya bagaimana bisa aku membuat sepatu seunik ini???. Hal yang tak biasa baginya dan dia memesan 1 pasang sepatu unik yang aku buat dan ku pakai ke sekolah. Aku pun tak menyangka ada seseorang tean yang tertarik dengan sepatu unik berbahan bekas ini.kegagalan pun sering menghampiri. Kayu yang sulit di dapat, bahan-bahan kain perca menarik susah untuk dicari. Tapi aku terus berjuang agar tekad dan keyakinanku bahwa aku yakin dan bisa mengubah hidup ini. Berlarut-larut hingga malam  dan ku tekuni agar usahaku berhasil.
Hari terus berganti, hampir seluruh siswa SMA yang ku tempati ikut serta memesan sepatu yang ku buat ini baik pria maupun wanita. Hasil dari penjualan sepatu bisa membutku membeli sepeda agar aku kesekolah tidak lagi berjalan kaki,serta aku bisa membeli pakaian sekolah baru.
Kini aku yang telah lulus sanggup membuka toko sepatu miikku sendiri dengan hasil pendapatan yang lumayan serta bisa membuat nasib keluargaku berubah. Dengan hasil penjualan sepatu kayu yang unik ini menghasilkan laba sebesar 7 juta perbulan. Teman-teman semasa SMA dulupun masih banyak yang memesan sepatu miliku ini. Kini usahaku semakin sukses dengan memiliki karyawan-karyawan yang tidak pernah mengecam pendidikan  semasa mereka inigin bersekolah. Aku ingin berbagi pengalaman kepada mereka bahwa bukan hanya orang yang memiliki jabatan tinggi saja yang bisa sukses, tapi orang yang tidak mampu sekalipun bisa mengubah nasib orang itu sendiri, asalkan ada kemauan untuk berubah, kerja keras, kesabaran, dan bedoa pastinya seiring berjalan nya proses dimana suatu saat akan berakhir dengan kata sukses.
           







                                                                                                                            KARYA DINI LINDA ARYANTI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar