Senin, 08 Mei 2017

PEWARNAAN GRAM



PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN GRAM
Nama               : Dini Linda Aryanti
NIM                : J1A116004
Kelompok       : Dua (II)
Shift                : Dua (II)
Asisten            : 1. Ika Gusriani, S.TP ., MP
                                       2. Haryati, S. Si








Nilai Laporan
Tanggal Terima Laporan dan Paraf Asisten


 

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel  bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna, juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri yang merupakan salah satu cara paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.

 1.2  Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktikum pewarnaan gram yaitu untuk membedakan gram positif dan gram negatif dengan melihat dinding sel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa dan pada umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (Lay ,1994).
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negative (Dwidjoseputro, 1998).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).
         Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif. Dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilakukan pada :
Hari dan Tanggal        : Rabu, 03 Mei 2017
Waktu                         : Pukul 10:00-12:00 WIB
Tempat                        : Laboratorium Biologi lantai 1 ruang B104 Fakultas Teknologi   Pertanian, Pondok Meja Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang diperlukan selama proses praktikum ini, dengan peralatan yang diperlukan antara lain :
                                                                    
                  A.    Alat :
1.      Mikroskop
2.      Preparat
3.      Pipet tetes
4.      Bunsen.
5.      Jarum ose.
6.      Stopwatch. 

B. Bahan  
1. violet kristal
2. alkoho 95%
3. larutan logul
4. aquades
5. tisuue
6. safranin
7. minyak imersi

3.3 Skema Kerja
1.      Persiapan preparat sampel (kaca objek disterilkan dengan alkohol).
2.      Fiksasi.
3.      Pemberian warna 1 (violet kristal) 2-3 tetes.
4.      Didiamkan ± 1 menit.
5.      Bilas dengan air mengalir.
6.      Berikan larutan lugol/yodium, biarkan ± 1 menit.
7.      Cuci kembali kemudian dikering anginkan.
8.      Beri alkohol 95% kira-kira ± 10-20 detik.
9.      Dicuci sebentar.
10.  Beri larutan warna 2 (safranin), selama10-20 detik.
11.  Bilas dengan air, keringkan dengan kertas serap tisuue.
12.  Periksa dibawah mikroskop dengan diberi minyak imersi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan dalam praktikum mikrobiologi dasar mengenai pewarnaan gram yaitu dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Bakteri
Bentuk Bakteri
Perbesaran 10 Pada Mikroskop
Perbesaran 100 Pada Mikroskop
Bacillus sp
Monobacillus
Untuk melihat warna pada bakteri yaitu  berwarna ungu
Untuk melihat bentuk pada bakteri yaitu monobacillus

4.2 Analisa Hasil
Berdasarkan data melalui pengamatan dibawah mikroskop menunjukkan bahwa jenis bakteri yang didapatkan yaitu bakteri jenis Bacillus sp dengan bentuk spesifik bakteri yaitu monobacillus. Saat di bawah mikroskop praktikan mengamati menggunakan perbesaran 10x untuk melihat warna yang dihasilkan bakteri yaitu menghasilkan warna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif. Selanjutnya praktikan mengamati menggunakan perbesaran 100x untuk melihat bentuk bakteri yaitu menghasilkan bentuk monobacillus.
4.3 Pembahasan
Pewarnaan gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pada pewarnaan gram, hasil yang didapat akan ditentukan dari komposisi dinding sel bakteri. Pada pewarnaan gram ini, reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol dan safranin. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati dengan mikroskop akan menunjukkan warna ungu sedangkan bakteri gram negative tidak dapat mempertahankan warna ungu dari kristal violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga akan memperlihatkan warna merah. Uji biokimia untuk gram negative adalah uji oksidasi sedangkan untuk gram positif dapat dilakukan pewarnaan endospora (Pratita, 2012)
Pewarnaan gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative. Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negative menunjukkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negative memiliki sturktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Fitri, 2011).
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif relatif lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai tiga lapis membrane sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan asam teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding sel bakteri negatif lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikon, lipoprotein dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram positif lebih permeable terhadap senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan sel bakteri gram negatif (Fatimah, 2006).
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran bagian luar pada dinding sel gram negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. ( Campbell, 2003 ).
Kelompok bakteri gram negatif ditandai dengan sel bakteri yang berwarna merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut disebabkan karena hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol kemudian sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin. Bakteri gram negatif mengandung lipid lebih rendah sehingga dinding sel bakteri akan lebih mudah terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol. Dinding sel yang terdehidrasi menyebabkan daya permeabilitasnya berkurang sehingga zat warna ungu kristal keluar dari sel kemudian sel akan menyerap safranin (Jayanti, 2010).
Pada praktikum mengenai pewarnaan gram, praktikan mula-mula melakukan persiapan preparat sampel dengan menggoreskan bakteri menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan menggunakan bunsen. Kemudian melakukan fiksasi objek glass yang ditambahkan sedikit aquades. Selanjutnya melakukan pemberian warna 1 yaitu larutan Kristal violet sebanyak 2 tetes, diamkan selama 1 menit. Kemudian bilas dengan air mengalir dan kemudian dikering anginkan. Tahap selanjutnya pemberian larutan lugol/iodium sebanyak 2 tetes, diamkan selama 1 menit. Cuci kembali menggunakan air mengalir dan dikering anginkan. Tahap selanjutnya pemberian alkohol 95%. Diamkan selama 20 detik. Cuci sebentar dan kering anginkan. Tahap terakhir yaitu melakukan pemberian warna 2 yaitu safranin sebanyak 2 tetes. Diamkan selama 10-20 detik. Bilas menggunakan ai mengalir, keringkan menggunakan kertas serap tisuue. Tahap terakhir yaitu beri minyak imersi untuk mengamati bakteri dibawah mikroskop.
Hasil yang didapatkan menggunakan perbesaran 10x pada mikroskop yaitu bakteri tersebut berwarna ungu dan termasuk bakteri gram positif. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati dengan mikroskop akan menunjukkan warna ungu. Untuk melihat bentuk bakteri yang akan diamati praktikan menggunakan perbesaran 100x dan mendapatkan bakteri tersebut berbentuk monobacillus dan jenis bakteri tersebut yaitu Bacillus sp.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
  1. Pewarnaan gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
  2. Reagen yang digunakan yaitu Kristal violet, larutan lugol/iodium, alkohol, serta safranin.
  3. Bakteri yang menghasilkan warna ungu termasuk bakteri gram positif
  4. Bakteri yang menghasilkan warna merah termasuk bakteri gram negatif.
  5. Pada perbesaran 10x pada mikroskop untuk melihat warna bakteri .
  6. Pada perbesaran 100x pada mikroskop untuk melihat bentuk bakteri.
  7. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak.
  8. Dinding sel bakteri gram negative memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks.
  9. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri.
  10. Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan harus menguasai materi terlebih daluhu sebelum masuk ke laboratorium. Dalam melakukan praktikum harus lebih teliti dan berhati-hati. Dalam pengamatan di mikroskop praktikan harus mengetahui bentuk bakteri yang didapatkan agar mudah memahaminya.  Menguasai materi memudahkan praktikan dalam melakukan praktikum pewarnaan gram ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Recce, Mitchell, 2003, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
Fatimah, Cut, Urip H., Isma S., Safrida, Ernawati, 2006, Uji Aktivits Antibakteri Ekstrak Daun Angsana Secara In Vitro, Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 1 , No. 1.
Fitri, L., Yekki Y., 2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 3 , No. 2.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Jayanti, Mirna W., Bernadetta O., Moch Y., 2010, Karakterisasi Bakteri Toleran Uranium Dalam Limbah Uranium Fase Organik TBP-Kerosin, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Lay, Bibiana.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Rajawali.
Pratita, Maria Yuli E., Surya Rosa P., 2012 , Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 1, No. 1.


LAMPIRAN

Diteteskan larutan lugol
 
Penetesan larutan
 kristal violet
 
Kristal violet dikering anginkan
 
Larutan lugol dikering anginkan
 
Larutan lugol dibilas
dengan aquades
 
Larutan kristal violet dibilas dengan aquades
 
Objek glass di pijarkan
 
Jarum ose dipijarkan
 









Alkohol  dibilas
dengan aquades
 

Diteteskan alkohol 85%
 


Alkohol dikering anginkan
 


 
                       
           
                       
                                   
Diteteskan larutan safranin
 
Larutan safranin dikering anginkan
 
Larutan safranin dibilas dengan aquades
 
                       
           





Bakteri dengan perbesaran 10 pada mikroskop
 

Bakteri dengan perbesaran 100 pada mikroskop
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar