PENGARUH KOMBINASI TEPUNG TERIGU
DAN PATI JAGUNG
TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN
ORGANOLEPTIK
NUGGET IKAN LAMBAK ( Thynnichthys
polylepis )
PUTRI MARTINI
Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi
2013
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi
tepung terigu dan pati jagung terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik nugget ikan lambak dan menentukan
kombinasi terbaik antara tepung terigu dan pati jagung yang diperlukan dalam nugget ikan lambak sehingga menghasilkan
sifat fisik, kimia dan organoleptik yang disukai. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan kombinasi tepung terigu dan
pati jagung (40%:0%, 30%:10%, 20%:20%, 10%:30% dan 0%:40%) dan 4 ulangan
sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah protein,
stabilitas emulsi, susut masak, dan uji organoleptik yaitu rasa dan tekstur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tepung terigu dan pati jagung
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein, tetapi tidak berpengaruh nyata
terhadap stabilitas emulsi, susut masak, rasa dan tekstur. Kombinasi tepung
terigu dan pati jagung yang menghasilkan nugget
ikan lambak terbaik 30% : 10% yaitu kadar protein 11,17%, stabilitas emulsi
95,05%, susut masak 0,28%, rasa 3,25 dan tekstur 2,6.
Kata kunci : ikan lambak, nugget
ikan, tepung terigu, pati jagung.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Ikan lambak (Thynnichthys polylepis) adalah salah satu jenis
ikan yang hidup di ai tawar dan termasuk ke dalam famili Cyprinidae. Ikan lambak hidup pada iklim tropis dengan daerah
penyebaran yaitu Asia, termasuk Indonesia. Ikan ini dapat ditemukan di Sumatera dan
Kalimantan (Jeanes and Meijard, 2001 dalam Rakhmawati, 2009).
Produk nugget merupakan makanan yang berevel di kalangan masyarakat umum. Nugget yang telah dikembangkan saat ini
berbahan baku ayam, sedangkan bahan baku ikan belum banyak ditemukan di
pasaran. Keberadaan fish nugget diharapkan
mampu memenuhi permintaan pasar khususnya untuk makanan siap saji dan menjadi
alternatif makanan pilihan olahan ikan berprotein tinggi serta meningkatkan
nilai ekonomis produk perikanan air tawar yang cukup potensial di Provinsi
Jambi.
Fish
nugget adalah suatu bentuk produk olahan dari daging halus dan diberi bumbu
serta dicampur dengan bahan pengisi dan pengikat lalu dicetak menjadi bentuk
tertentu, dikukus, dipotong, dicelupkan ke dalam batter dan breading
kemudian digoreng atau disimpan terlebih dahulu dalam ruangan pembeku (freezer) sebelum digoreng (Mesra, 1994 dalam Darpita 2003).
Bahan pengisi yang digunakan dalam nugget ikan lambak adalah tepung terigu
dan pati jagung. Pada pembuatan nugget
tepung terigu berfungsi sebagai pengikat dan pembentuk struktur (Widyowati,
2003 dalam Rahmat, 2005).
Terigu merupakan hasil penggilingan
biji gandum (Triticum aestivum L). Tepung
terigu memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan dengan tepung yang
lain (Wade, 1971 dalam Priono, 2011).
Salah satu
pengganti tepung terigu adalah pati jagung. Pati jagung mempunyai sifat fisik
yang mendekati tepung terigu sehingga memiliki potensi sebagai bahan pengisi
yang merupakan sumber karbohidrat pada pembuatan nugget ikan lambak. Pati jagung mengandung amilosa 24% dan amilopektin
76% sedangkan tepung terigu mengandung amilosa 25% dan amilopektin 75%
(Pomeranz, 1973 dalam Darpita, 2003).
Kandungan amilosa dan amilopektin pati jagung tidak jauh berbeda dengan tepung
terigu sehingga diduga kemampuan pati dalam mengikat air nilainya hampir
seragam yang mempengaruhi kandungan air dalam produk. Penambahan bahan pengisi
tepung terigu dan pati jagung dalam nugget
ikan lambak dapat membentuk tekstur yang padat dan menarik air dari adonan
(Tanikawa et al., 1985 dalam Widyah,
2001).
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan nya penelitian mengenai “Pengaruh
Kombinasi Tepung Terigu dan Pati Jagung Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Organoleptik Nugget Ikan Lambak”
adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung terigu dan pati jagung terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik nugget ikan lambak.
- Untuk menentukan kombinasi terbaik antra tepung terigu dan pati jagung yang diperlukan dalam pembuatan nugget ikan lambak sehingga menghasilkan sifat fisik, kimia dan organoleptik yang disukai.
c 3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai penggunaan tepung terigu dan pati jagung
sebagai bahan pengisi pada pembuatan nugget
ikan lambak. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan
pengetahuan khususnya Teknologi Hasil Pertanian.
METODOLOGI PENELITIAN
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d April
2013 di Laboratorium Analisa dan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian dan Laboratorium Produksi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
b. Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah ikan
lambak segar pipih (Thynnichthys
polylepis), tepung terigu, pati jagung, garam, bawang putih, lada, air es,
minyak goreng, tepung roti dan telur. Sedangkan bahan kimia yang digunakan
untuk analisa adalah H2SO4 pekat, H2BO3,
HCl, NaOH dan aquades.
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain pisau, talenan, panci, alat penghancur (blender),
timbangan, baskom, pengaduk, aluminium foil, termometer, loyang, kertas
saring, mortal, oven, wajan, kompor dan freezer.
Sedangkan alat-alat untuk analisa kimia yaitu plat kaca, beban pemberat 35
kg, kertas saring whatman no. 41, kertas grafik, mistar, penjepit, timbangan,
alat pemanas kjedhal, labu kjedhal, alat destilasi dan erlenmeyer.
c
c. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan kombinasi tepung terigu dan pati
jagung. Untuk 200 gr daging ikan yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu :
Tepung
terigu : pati jagung = 40% : 0%
Tepung
terigu : pati jagung = 30% : 10%
Tepung
terigu : pati jagung = 20% : 20%
Tepung
terigu : pati jagung = 10% : 30%
Tepung
terigu : pati jagung = 0% : 40%
Setiap perlakuan terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 kali
ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan.
d
d. Perlakuan Penelitian
Proses pembuatan nugget
ikan lambak diawali dengan sortasi memilih jenis ikan lambak yang pipih dan
segar. Kemudian dilakukan penyiangan dan pencucian. Timbang daging ikan
sebanyak 200 gr kemudian dihancurkan dengan
blender bersama es batu 20% dari berat daging ikan dan masukkan bumbu
(garam 2%, gula 1%, bawang putih 2%, lada 1% dari berat daging ikan).
Selanjutnya tambahkan tepung terigu dan pati jagung sesuai perlakuan. Tepung
terigu yang digunakan yaitu yang mempunyai kadar protein 11,5-12,5% (protein
sedang) dan pati jagung yang digunakan yaitu maizena.
e. Parameter yang Digunakan
Pengamatan dilakukan terhadap protein, WHC, stabilitas emulsi,
susut masak dan sifat organoleptik.
1 a) Kadar Protein (Sudarmadji et
al, 1984)
Ditimbang 3,5 gr bahan yang telah ditumbuk halus dan
dimasukkan ke dalam labu kjeldhal , ditambahkan 0,5 gr CuSO4 dan Na2SO4
pekat. Kadar protein diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
x 100%
|
N = (ml HCl – ml
Blanko) x N HCl x 14,008
mg
bahan
Kadar protein = %N x 6,25% (faktor konversi)
2 b)
Stabilitas
Emulsi (AOAC, 1995 dalam Widodo, 2008)
Bila terjadi
pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil dan tingkat kestabilan dihitung berdasarkan
fase terpisah terhadap emulsi keseluruhan. Stabilitas emulsi dapat dihitung
menggunakan rumus berikut :
x 100%
|
berat total bahan emulsi
3 c)
Susut Masak
x 100%
|
Berat sebelum pengukusan
4 d)
Sifat
Organoleptik
Sifat
organoleptik nugget ikan lambak
dilakukan dengan menggunakan uji perbandingan jamak meliputi warna, rasa dan
tekstur. Uji
perbandingan jamak bertujuan untuk mengetahui oerbandingan mutu produk yang
dibuat dengan produk yang telah ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1)
HASIL
a. Kadar Protein
Tabel 1. Pengaruh kombinasi tepung terigu dan pati jagung
terhadap protein nugget ikan lambak.
Kombinasi Tepung
Terigu dan Pati Jagung (%)
|
Kadar Protein
(%)
|
40 : 0
30 : 10
20 : 20
10 : 30
0 : 40
|
11.41 a
11.17 a
11.28 a
9.98 b
9.73 b
|
Keterangan
: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom yang sama berbeda nyata
pada taraf 1% berdasarkan uji DNMRT.
b. Stabilitas Emulsi
Tabel 2. Pengaruh kombinasi tepung terigu dan pati jagung
terhadap stabilitas emulsi nugget
ikan lambak.
Kombinasi Tepung Terigu dan Pati Jagung (%)
|
Stabilitas Emulsi (%)
|
40 : 0
30 : 10
20 : 20
10 : 30
0 : 40
|
95.03
95.05
93.13
90.47
93.89
|
c.
Susut Masak
Tabel 3. Pengaruh kombinasi tepung
terigu dan pati jagung terhadap susut masak nugget
ikan lambak.
Kombinasi Tepung
Terigu dan Pati Jagung (%)
|
Susut Masak
(%)
|
40 : 0
30 : 10
20 : 20
10 : 30
0 : 40
|
-0.01
0.28
-0.62
0.32
-0.37
|
d. Uji Organoleptik
1.
Rasa
Tabel 4. Pengaruh kombinasi tepung terigu dan pati jagung
terhadap rasa nugget ikan lambak.
Kombinasi
Tepung Terigu dan Pati Jagung (%)
|
Rasa
(%)
|
40 : 0
30 : 10
20 : 20
10 : 30
0 : 40
|
3.0
3.25
3.1
3.2
2.6
|
2.
Tekstur
Tabel 5. Pengaruh kombinasi tepung terigu dan pati jagung
terhadap tekstur nugget ikan lambak.
Kombinasi Tepung Terigu dan Pati Jagung (%)
|
Tekstur (%)
|
40 : 0
30 : 10
20 : 20
10 : 30
0 : 40
|
2.9
2.6
2.6
2.8
1.95
|
2)
PEMBAHASAN
a a.
Kadar Protein
Pada tabel 1, terlihat pada perlakuan kombinasi tepung terigu
dan pati jagung 40% : 0%, 30% : 10%, dan 20% : 20% berbeda nyata dengan
perlakuan 10% : 30% dan 0% : 40%. Demikian pada perlakuan kombinasi tepung
terigu dan pati jagung 40% : 0% menunjukkan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 30%: 10%an 20% : 20%.
Nilai rata-rata kadar protein nugget ikan lambak berkisar 9,73 sampai 11,41. Adapun nilai protein
tertinggi terdapat pada kombinasi tepung terigu dan pati jagung yaitu 40% : 0%,
sedangkan nilai yang terendah terdapat pada kombinasi tepung terigu dan pati
jagung yaitu 0% : 40%. Semakin tinggi penggunaan tepung terigu maka semakin
meningkatkan kadar protein nugget
ikan lambak. Kandungan protein tepung terigu yaitu 8,0% dan pati jagung 0,3%
(Depkes RI, 1995 dalam Widyah, 2001).
b.
Stabilitas
Emulsi
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata stabilitas emulsi
berkisar antara 90,47% sampai 95,05%. Hasil analisa ragam menunjukkan kombinasi
tepung terigu dan pati jagung tidak berpengaruh nyata terhadap stabilitas
emulsi nugget ikan lambak. Hal ini
disebabkan tepung terigu dan pati jagung berfungsi sebagai bahan pengisi yang
mempunyai kandungan pati yang hampir sama,serta pengaruhnya kecil terhadap
sifat emulsifikasi.
Daya kerja pengemulsi disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
dapat terikat baik pada minyak maupun pada air. Jika pengemulsi lebih terikat
pada air atau lebih larut dalam air maka lebih memperbaiki terjadinya dispersi
minyak dalam air sehingga terjadilah emulsi minyak dalam air (a/w).
c.
Susut Masak
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa kombinasi tepung terigu dan
pati jagung dengan nilai rata-rata susut masak berkisar antara -0,01% sampai 0,32%. Hasil
penelitian menunjukkan kombinasi tepung terigu dan pati jagung tidak
berpengaruh terhadap susut masak. Hal ini disebabkan penambahan tepung terigu
dan pati jagung dalam nugget ikan
dapat membentuk tekstur yang padat dan menarik air dari adonan (Tanikawa et al, 1985 dalam Widyah, 2001).
d.
Uji Organoleptik
1.
Rasa
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa kombinasi tepung terigu
dan pati jagung tidak berpengaruh terhadap rasa yang dihasilkan. Rasa nugget
ikan lambak juga berasal dari bumbu-bumbu, khususnya garam dan lada yang dapat
meningkan cita rasa (flavour). Sifat
fungsional sapi, yaitu tidak mempunyai rasa manis, tidak seperti pada golongan
karbohidrat monosakarida dan disakarida.
2.
Tekstur
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa kombinasi tepung terigu dan
pati jagung tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur dari nugget ikan lambak. Tekstur nugget
dipengaruhi oleh bahan pengisi. Semakin tinggi karbohidrat dalam bahan pengisi,
maka semakin keras produk yang dihasilkan. Kandungan pati yang tinggi
menyebabkan gel yang terbentuk pada saat pemanasan akan semakin banyak dan akan
menimbulkan kekerasan. Kedua jenis bahan ini memiliki karbohidrat tinggi yang
hampir sama, tepung terigu 77,3% dan pati jagung 85,0% (Depkes RI, 1995 dalam Widyah, 2001), sehingga dengan
kombinasi tepung terigu dan pati jagung yang hampir sama diduga menyebabkan
tidak berpengaruh terhadap tekstur nugget
ikan lambak yang dihasilkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
a a.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kombinasi tepung terigu dan pati jagung berpengaruh sangat
nyata terhadap kadar protein, berpengaruh nyata terhadap nilai permintaan keseluruhan
(kesukaan) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap WHC stabilitas emulsi, susut
masak, rasa dan tekstur.
2.
Kombinasi tepung terigu dan pati jagung yang menghasilkan
nugget ikan lambak yang terbaik 30%:10% yaitu kadar protein 11,17%, stabilitas
emulsi 95,05%, WHC 4,54% susut masak 0,28%, rasa 3,25(sama enak dengan R/nugget acuan), tekstur 2,6 (lumayan
lebih keras dari R/nugget acuan), dan
penerimaan keseluruhan 3,55 (mendekati suka).
b.
Saran
Untuk penelitian lebih lanjut
tentang pembuatan nugget ikan lambak
yang menggunakan kombinasi tepung terigu dan pati jagung sebanyak 30% dan 10%
sebaiknya dalam prosedur kerja daging dipenyet lalu ditimbang sesuai dengan
prosedur dalam upaya mencapai kadar protein yang dapat memenuhi standar nugget ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Darpita, T. S,
2003. Pengaruh Kombinaasi Bahan Pengikat
dan Bahan Pengisi Terhadap Sifat Fisika, Kimia Serta Palatibilitas Fish Nugget
Dari Daging Merah Ikan Tuna (Thunnus obesus). Skrpsi. Fakultas perikanan
dan ilmu kelautan. IPB. Bogor.
Priono, L. 2011.
Pengaruh Kombinasi Tepung Terigu Dan
Tepung Sagu Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Organoleptik Nugget Tempe.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Jambi. Jambi.
Rahmat, 2005. Studi Pembuatan Nugget Dari Perbandingan
Tangkai Jamur Shitake Dan Tepung Terigu. Skripsi. Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Jambi, Jambi.
Rakhmawati, H.
2009. Kebiasaan Makanan Ikan Motan
(Thynnichys polylepis Bleeker, 1860) Di Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Institu Pertanian Bogor. Bogor.
Soeparno, 1998.
Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sudarmadji, S.,
B. Haryono, Suhardi, 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Jakarta.
Widodo. SA.
2008. Karakteristik Sosis Ikan Kurisi
(Nemipterus Nematophorus) dengan Penambahan Isolat Protein Kedelai dan
Karagenan pada Penyimpanan Suhu Chilling dan Freezing. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB.
Bogor.
Widyah, R. 2001.
Pengaruh Bahan Pengikat, Waktu
Penggorengan dan Daya Simpan Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Produk
Nugget Ikan Sapu – Sapu (Hyposascus pardalis). Skripsi. Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar