PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN GRAM
Nama : Dini Linda Aryanti
NIM : J1A116004
Kelompok : Dua (II)
Shift : Dua (II)
Asisten : 1. Ika Gusriani, S.TP ., MP
2. Haryati, S. Si
Nilai Laporan
|
Tanggal Terima Laporan dan Paraf Asisten
|
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang
hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam
keadaan hidup sangat sulit,
sehingga untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri,
sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Melihat
dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna, juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri yang merupakan
salah satu cara paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Bakteri
memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.
1.2
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud
dan tujuan dilakukannya praktikum pewarnaan gram yaitu untuk membedakan gram positif
dan gram negatif dengan melihat dinding sel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel
bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . Pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa dan pada umumnya antara lain kristal violet ,
metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (Lay ,1994).
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop
cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang
menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar
belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras
mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan
pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat
pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu
struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk
memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri
menjadi kelompok gram positif dan gram negative (Dwidjoseputro, 1998).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah
pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur
dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang
diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Berhasil
tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur
biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna
yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan
positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna
dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika
ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut
pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat
warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).
Prosedur
pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif.
Dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan
positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan
negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan
kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme
dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun
praktikum ini dilakukan pada :
Hari
dan Tanggal : Rabu, 03 Mei 2017
Waktu : Pukul 10:00-12:00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi lantai
1 ruang B104 Fakultas Teknologi
Pertanian, Pondok Meja Universitas Jambi.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan selama proses
praktikum ini, dengan peralatan yang diperlukan antara lain :
A.
Alat :
1.
Mikroskop
2.
Preparat
3.
Pipet tetes
4.
Bunsen.
5.
Jarum ose.
6.
Stopwatch.
B. Bahan
1. violet kristal
2. alkoho 95%
3. larutan logul
4. aquades
5. tisuue
6. safranin
7. minyak imersi
3.3 Skema Kerja
1.
Persiapan
preparat sampel (kaca objek disterilkan dengan alkohol).
2.
Fiksasi.
3.
Pemberian warna
1 (violet kristal) 2-3 tetes.
4.
Didiamkan ± 1
menit.
5.
Bilas dengan air
mengalir.
6.
Berikan larutan
lugol/yodium, biarkan ± 1 menit.
7.
Cuci kembali
kemudian dikering anginkan.
8.
Beri alkohol 95%
kira-kira ± 10-20 detik.
9.
Dicuci sebentar.
10. Beri larutan warna 2 (safranin), selama10-20 detik.
11. Bilas dengan air, keringkan dengan kertas serap
tisuue.
12. Periksa dibawah mikroskop dengan diberi minyak
imersi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan dalam praktikum
mikrobiologi dasar mengenai pewarnaan gram yaitu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Jenis Bakteri
|
Bentuk Bakteri
|
Perbesaran 10 Pada Mikroskop
|
Perbesaran 100 Pada Mikroskop
|
Bacillus sp
|
Monobacillus
|
Untuk melihat warna pada
bakteri yaitu berwarna ungu
|
Untuk melihat bentuk pada
bakteri yaitu monobacillus
|
4.2
Analisa Hasil
Berdasarkan
data melalui pengamatan dibawah mikroskop menunjukkan bahwa jenis bakteri yang
didapatkan yaitu bakteri jenis Bacillus
sp dengan bentuk spesifik bakteri yaitu
monobacillus. Saat di bawah mikroskop praktikan mengamati menggunakan
perbesaran 10x untuk melihat warna yang dihasilkan bakteri yaitu menghasilkan
warna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri gram
positif. Selanjutnya praktikan mengamati menggunakan perbesaran 100x untuk
melihat bentuk bakteri yaitu menghasilkan bentuk monobacillus.
4.3
Pembahasan
Pewarnaan gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri
menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pada pewarnaan
gram, hasil yang didapat akan ditentukan dari komposisi dinding sel bakteri.
Pada pewarnaan gram ini, reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal
violet, iodine, alkohol dan safranin. Bakteri gram positif akan mempertahankan
warna ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati dengan mikroskop akan
menunjukkan warna ungu sedangkan bakteri gram negative tidak dapat mempertahankan
warna ungu dari kristal violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada
dinding sel sehingga akan memperlihatkan warna merah. Uji biokimia untuk gram negative
adalah uji oksidasi sedangkan untuk gram positif dapat dilakukan pewarnaan
endospora (Pratita, 2012)
Pewarnaan gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel
bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative.
Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negative menunjukkan bahwa
adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut.
Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan
peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negative memiliki sturktur
dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Fitri, 2011).
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram
positif relatif lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu terdiri
dari dua sampai tiga lapis membrane sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik
dan asam teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding
sel bakteri negatif lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari
peptidoglikon, lipoprotein dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri
gram positif lebih permeable terhadap senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan
sel bakteri gram negatif (Fatimah, 2006).
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih
sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri
gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural
lebih kompleks. Membran bagian luar pada dinding sel gram negatif mengandung
lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. ( Campbell, 2003
).
Kelompok bakteri gram negatif ditandai dengan sel bakteri
yang berwarna merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut disebabkan
karena hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol
kemudian sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin. Bakteri gram
negatif mengandung lipid lebih rendah sehingga dinding sel bakteri akan lebih
mudah terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol. Dinding sel yang
terdehidrasi menyebabkan daya permeabilitasnya berkurang sehingga zat warna
ungu kristal keluar dari sel kemudian sel akan menyerap safranin (Jayanti,
2010).
Pada praktikum mengenai pewarnaan gram, praktikan mula-mula
melakukan persiapan preparat sampel dengan menggoreskan bakteri menggunakan
jarum ose yang telah dipijarkan menggunakan bunsen. Kemudian melakukan fiksasi
objek glass yang ditambahkan sedikit aquades. Selanjutnya melakukan pemberian
warna 1 yaitu larutan Kristal violet sebanyak 2 tetes, diamkan selama 1 menit.
Kemudian bilas dengan air mengalir dan kemudian dikering anginkan. Tahap
selanjutnya pemberian larutan lugol/iodium sebanyak 2 tetes, diamkan selama 1
menit. Cuci kembali menggunakan air mengalir dan dikering anginkan. Tahap
selanjutnya pemberian alkohol 95%. Diamkan selama 20 detik. Cuci sebentar dan
kering anginkan. Tahap terakhir yaitu melakukan pemberian warna 2 yaitu
safranin sebanyak 2 tetes. Diamkan selama 10-20 detik. Bilas menggunakan ai
mengalir, keringkan menggunakan kertas serap tisuue. Tahap terakhir yaitu beri
minyak imersi untuk mengamati bakteri dibawah mikroskop.
Hasil yang didapatkan menggunakan perbesaran 10x pada
mikroskop yaitu bakteri tersebut berwarna ungu dan termasuk bakteri gram
positif. Bakteri gram positif
akan mempertahankan warna ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati
dengan mikroskop akan menunjukkan warna ungu. Untuk melihat bentuk bakteri yang akan diamati praktikan
menggunakan perbesaran 100x dan mendapatkan bakteri tersebut berbentuk
monobacillus dan jenis bakteri tersebut yaitu Bacillus sp.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
- Pewarnaan gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
- Reagen yang digunakan yaitu Kristal violet, larutan lugol/iodium, alkohol, serta safranin.
- Bakteri yang menghasilkan warna ungu termasuk bakteri gram positif
- Bakteri yang menghasilkan warna merah termasuk bakteri gram negatif.
- Pada perbesaran 10x pada mikroskop untuk melihat warna bakteri .
- Pada perbesaran 100x pada mikroskop untuk melihat bentuk bakteri.
- Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak.
- Dinding sel bakteri gram negative memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks.
- Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri.
- Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .
5.2 Saran
Sebaiknya
dalam melakukan praktikum ini, praktikan harus menguasai materi terlebih daluhu
sebelum masuk ke laboratorium. Dalam melakukan praktikum harus lebih teliti dan
berhati-hati. Dalam pengamatan di mikroskop praktikan harus mengetahui bentuk
bakteri yang didapatkan agar mudah memahaminya.
Menguasai materi memudahkan praktikan dalam melakukan praktikum pewarnaan
gram ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Recce,
Mitchell, 2003, Biologi, Erlangga,
Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1998.
Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang :
Djambatan.
Fatimah, Cut, Urip H.,
Isma S., Safrida, Ernawati, 2006, Uji Aktivits Antibakteri Ekstrak Daun Angsana
Secara In Vitro, Jurnal Ilmiah PANNMED,
Vol. 1 , No. 1.
Fitri, L., Yekki Y.,
2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 3 , No. 2.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Jayanti, Mirna W.,
Bernadetta O., Moch Y., 2010, Karakterisasi Bakteri Toleran Uranium Dalam
Limbah Uranium Fase Organik TBP-Kerosin, Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, Pusat Teknologi Limbah
Radioaktif-BATAN, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Lay, Bibiana.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta
: Rajawali.
Pratita, Maria Yuli E.,
Surya Rosa P., 2012 , Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber
Mata Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol.
1, No. 1.
LAMPIRAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|||||
|
|
|
|
|
||||